Salama' Sitammu!

AGAMA DAN BUDAYA DI TORAJA

Manasumoraka................?????????? Tabe’ lako mintu siulu’ sangdadiangku la lendu’pa’ metamba umbawa pepasan dio to’ tarampakmi ullendui’ puduk tang ka’tu salah tang natampe dosa.............................
...................... Pada tahun 1931 Agama Kristen mulai diperkenalkan di daerah kita (Toraja) A.A. Van De Lostrect. Kegiatan Penginjilan terus dilakukan sampai berdirinya Gereja Toraja tahun 1940. Berbagai larangan didasarkan pada Dogma Gereformeerd kemudian disusun. Kalaupun ada etika dalam budaya yang sebenarnya tidak bertentangan dengan ajaran Gereja, hal itu tetap dianggap tidak cukup. Apa yang diajarkan Gereja adalah segala-galanya. Kalaupun ada upacar-upacara yang diijinkan, hal itu senantiasa diupayakan bersih dari nilai-nilai kekafiran budaya nenek moyang. Jika kita menghubungkan kenyataan ini tentang sikap terhadap budaya, maka sikap yang anut adalah “KRISTUS malawan Kebudayaan” ataukah “Kebudayaan melawan KRISTUS”.
Sekarang ini sebagian besar masyarakat Toraja memeluk Agama Kristen. Tetapi etos dan pandangan dunia yang diharapka Gereja dapat membentukstruktur sosial dan Pranata sosial masyarakat Toraja berdasarkan nilai-nilai Kekristenan, tetap mengalami perlawanan dari budaya Toraja yang telah mengakar dalam diri masyarakat Toraja. Bentuk perlawanan itu memang tidak terlihat secara eksplisit, bahkan tidak disadari, KALAU KITA melihat bahwa kalaupun mayarakat Toraja telah beragama, etos dan pandangan dunia yang telah berlatar belakang budaya nenek moyang tetap tersimpan dalam dirinya dalam alam bawah sadar. Pada saat-saat tertentu, cara berfikir dan cara bertindak orang Toraja akan sangat mempengaruhi oleh memori yang tersimpan dalam alam bawah sadar itu, dan memori ini tersimpan secara turun temurun.
Kalau kita lihat bahwa perjumpaan budaya nenek moyang dengan Agama Kristen teleh menciptakan kondisi masyarakat Toraja dalam suatu tarik-menarik ataupun tolak-menolak pada suatu sisi Agama Kristen diakui sebagai dasar Iman. Tetapi pada sisi lain, etos dan pandangan dunia lahir dari budaya nenek moyang tetap berpengaruh.

INTINYA SAJA BAHWA..................................

Budaya harus kita tampatkan pada proporsi yang pas, dan ukurannya adalah alkitab, tidak ada yang lain. Budaya adalah konteks dimana manusia berelasi satu dengan yang lain. Budaya adalah konteks mengatur relasi itu sendiri sehingga manusia saling menopang, bergotong-royong untuk menciptakan suatu sistem masyarakat yang penuh dengan cara kasih. Suatu sistem masyarakat yang saling mendukung.
Budaya adalah suatu tatanan nilai/adat istiadat, yang mengatur kehidupan. Tapi, antara stu kelompok masyarakat dengan kelompok lain, budayanya bisa berbeda, karena budaya sangat berkaitan dengan pengalaman hidup suku itu.
Budaya itu harus kita junjung tinggi tetapi budaya yang seperti apa???    Tentu saja yang sepadan atau sejalan dengan Alkitab.
Kebudayaan dimata Tuhan Yesus adalah sarana untuk menyampaikan kehendaknya bila kebudayaan itu tidak menghalangi kehendaknya maka Tuhan membiarkan kebudayaan tersebut. Contoh. Tuhan Yesus menyambuhkan orang pada hari sabat. Ini berarti bahwa Yesus berada diatas nilai-nilai kebudayaan.

Apa iyatu PUANG YESU......tae’ iyana mattole’....apalagi kedikua ma’tangga’ ba’tu male ma’ kawin londong susi doluu TORAYA bellanna iyato budaya susi to kadake......tang situru’ pa’poraiaanna PUANG MATUA.
Tuhan Yesus adalah 100% Manusia (Fiksi) dan 100% Allah (Kuasa)
Share this post :

Posting Komentar

Visi

"Menciptakan kehidupan sejahtera,
adil, mandiri, dan demokrasi
menuju terciptanya persaudaraan sejati."

Misi

"Meningkatkan Intelektualitas, Moralitas, Spiritualitas, Solidaritas, Kepedulian Sosial, Kehidupan Berogranisasi, Bermasyarakat, Berbangsa dan Bernegara."

REKENING


No Rek : 5240-01-004800-53-2
A/N : PERHIMPUNAN MAHASISWA TORAJA DI TONDANO

Paling Sering di Baca

 
Support : Langkah Yusri | PITOR Clothing
Copyright © 2013 - 2019. PERMATA di TONDANO - All Rights Reserved
Admin by PERMATA di Tondano
Proudly powered by Langkah Yusri